This post is also available in: 日本語 English
Bagaimana Sertifikasi-Halal Diterbitkan di Jepang?
Kata “halal” berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti “dimaafkan atau legal”, umumnya mengacu pada sesuatu yang boleh dikonsumsi oleh umat Muslim. Hampir seluruh hal yang ada di dunia ini adalah halal dengan beberapa bagian yang dianggap haram.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, “sertifikasi halal” adalah sebuah kata yang sebagian besar pebisnis Jepang pernah dengar meskipun hanya sekali.
Kementrian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang, menyebutkan sertifikasi halal pada laporan mengenai contoh makanan halal yang diekspor oleh perusahaan domestik bersertifikasi halal mereka (dalam bahasa Jepang) pada link yang di atas.
Sertifikasi halal adalah sertifikasi yang dikeluarkan setelah badan sertifikasi halal mengaudit barang target dan jasa yang diproduksi dan disediakan oleh hukum Islam dan mengakui bahwa mereka memenuhi standar tersebut.
Dengan kata lain, sertifikasi halal adalah sertifikasi yang diterbitkan saat badan sertifikasi halal mengkonfirmasi bahwa makanan dan barang sesuai dengan hukum Islam dan memenuhi standar mereka.
Dengan sertifikasi halal untuk makanan dan barang, bukan berarti umat Muslim hanya bisa mengkonsumsi apa yang telah disetujui oleh badan sertifikasi halal. Hal tersebut hanya jaminan kehalalan dari pihak ketiga. Karena itu, hampir tidak ada sertifikasi halal untuk air, sayur, ikan, beras, dan lainnya yang sudah dianggap halal (ada beberapa kasus dimana produk seperti beras dan air juga bersertifikat halal di negara-negara Islam).
Di Jepang yang bukan merupakan negara Islam, umat Muslim mungkin akan menghadapi tantangan dalam menemukan makanan dan barang bersertifikasi halal. Namun, meskipun tidak ada sertifikat halal, kalian bisa mengecek bahan-bahan dan kandungan mentah dari produk tersebut oleh diri kalian sendiri. Dalam kebanyakan kasus, ini adalah cara yang paling umum untuk memutuskan apakah makanan tersebut bisa dimakan atau tidak.
Badan Sertifikasi Halal di Jepang
Di negara dengan mayoritas umat Muslim seperti Malaysia dan Indonesia, ada badan sertifikasi halal sebagai salah satu agen dari pemerintah. Tetapi, tidak ada badan pemerintah seperti itu, juga tidak ada sistem persetujuan di Jepang sehingga membuat tidak adanya aturan yang jelas. Itulah alasannya mengapa audit dan dan penerbitan sertifikasi Halal di Jepang sekarang dipegang oleh NPO, korporasi keagamaan, perusahaan saham gabungan, pemilik tunggal, dll.
Sementara beberapa perusahaan di Jepang telah memperoleh, atau mempertimbangkan sertifikasi halal sebagai salah satu jalan dalam merespon turis-turis yang datang ke Jepang, banyak yang menyerah untuk mendapatkannya karena biaya dan operasional toko. Selain itu, beberapa bisnis sedang berjuang untuk menilai apakah penjualan/hasil bisnis seimbang dengan perolehan sertifikasi Halal.
Meskipun tidak ada data yang pasti, disebutkan bahwa 1~1.5 juta Muslim mengunjungi Jepang setiap tahunnya, dan 100~200 ribu Muslim tinggal di Jepang.
Manfaat dari Memperoleh Sertifikasi Halal
Sertifikasi untuk memenuhi aturan perdagangan
Dalam mengekspor ke luar negeri, beberapa negara-negara rekanan meminta sertifikasi halal dalam syarat utamanya. Hal tersebut tergantung pada peraturan masing-masing negara, tapi pada kasus ini, memiliki sertifikasi halal adalah satu langkah ekspor.
Contohnya, di negara-negara seperti Malaysia, ada beberapa kasus dimana mengekspor barang tanpa sertifikasi halal tidak bisa dilakukan sejak awal.
Sangat dianjurkan untuk mengecek terlebih dahulu karena ekspor hanya bisa dilakukan dengan barang yang disertifikasi oleh badan sertifikasi yang diakui oleh negara rekanan.
Daftar badan sertifikasi bersama
https://www.maff.go.jp/j/shokusan/export/pdf/2021_halal3.pdf
Jaminan kehalalan oleh pihak ketiga
Dengan sertifikasi halal, umat Muslim dari berbagai macam negara bisa dengan mudah mengetahui bahwa produk tersebut adalah produk halal. Selain itu, ada beberapa kasus dimana bisnis seperti agen perjalanan dengan kurangnya pengertian atau tidak memiliki standar internal yang jelas mengenai halal dan sertifikasi halal, memiliki sebuah kebijakan bahwa mereka tidak bisa membawa membawa tamu-tamu mereka ke tempat tanpa sertifikasi halal. Dengan tersedianya sertifikasi halal, kasus-kasus seperti ini bisa dikurangi.
Kekurangan
Biaya yang tinggi
Badan sertifikasi halal di Jepang kemungkinan menawarkan harga sembari melihat skala ukuran dari perusahaan tersebut. Pada kasus seperti restoran, harga rata-rata adalah sekitar 300-500 ribu yen, dan mungkin melebihi itu. Pada kasus seperti perusahaan, tidak aneh jika diberi harga sekitar 1 – 2 juta yen. Selain itu, periode keabsahan dan biaya pembaruan akan berbeda tergantung dari badan sertifikasi halal, jadi pastikan untuk memastikannya di awal.
Perjuangan dalam menarik pelanggan Jepang
Saat sebuah bisnis mendapatkan sertifikasi halal, sebagaian besar dari mereka akan menampilkan logo sertifikasi halal di depan toko atau meletakkannya pada paket atau papan (beberapa dalam ukuran yang sangat besar). Meskipun begitu, dalam beberapa kasus, konsumen/pengunjung Jepang berpikir bahwa produk/jasa/toko tersebut hanya diperuntukkan untuk Muslim. Sebagai hasilnya, ada beberapa kasus dimana pelanggan selain Muslim pergi dan menjadikan sulit bagi toko untuk bertahan dengan bisnisnya.
Konsep dari “Muslim-Friendly”
Dengan beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mendapatkan sertifikasi halal, kebanyakan bisnis-bisnis datang dengan konsep “Muslim-Friendly”. Mereka tidak menyediakan sertifikasi halal, tapi mereka melakukan yang terbaik dalam menyajikan makanan, barang, dan jasa yang cocok dengan kebutuhan Muslim. Dalam memiliki pengertian yang sama dengan konsumen Muslim, perihal “kebijakan” bisnis menyebutkan seberapa jauh mereka bisa merespon kebutuhan akan halal. Jika kalian mengunjungi salah satu restoran Muslim-friendly, mungkin kalian akan bisa menemukan kertas kebijakan tersebut di atas meja.
Di Jepang standar sertifikasi Halal berbeda tergantung dari badan sertifikasi yang memimpin investigasi kehalalan dari suatu restoran atau pabrik. Beberapa badan sertifikasi Halal menyediakan sertifikasi Halal untuk restoran yang menyediakan minuman beralkohol untuk pelanggan Jepang dengan melalui makanan yang secara eksklusif dapat dikonsumsi oleh umat Muslim termasuk alat makannya. Diasumsikan bahwa tanpa menargetkan pelanggan Jepang , cukup sulit untuk untuk restoran melanjutkan operasi bisnis mereka karena lebih dari 99% persen populasi Jepang adalah non-Muslim.
Perjalanan dari beberapa bisnis Muslim-friendly businesses di Jepang, bagaiana mereka memulai dan bagaimana mereka bertahan, tersedia dalam paket lengkap dalam buku ini (dalam bahasa Jepang) yang kalian bisa dapatkan dengan mudah dengan meng-klik Amazon Japan.
Lihat Juga
Halal Gourmet Japan; Halal and Vegetarian Restaurants in Japan
Apakah Ada Miso yang Bersertifikat Halal di Jepang?
Apakah Mirin Halal? Semua Hal Mengenai Bumbu Tradisional Jepang Ini
Apakah Shoyu (Kecap Asin) Halal? Ragam Shoyu Halal di Jepang