This post is also available in: English

Ditulis oleh: Rika Agustin

Pelajaran hidup terbesar adalah kita seharusnya tidak melewatkan kesempatan-kesempatan yang ada.

Menemukan Mimpi dengan Belajar Bahasa Jepang

Saya memulai belajar bahasa Jepang saat duduk di bangku SMA. Jepang, bahasa yang memiliki tidak hanya satu karakter huruf, yang pastinya sangat susah untuk saya yang pertama kali mempelajarinya. Pada awalnya saya tidak merasa tertarik dengan bahasa Jepang, tapi guru bahasa Jepang saya mengajari dengan cara yang menyenangkan, hal itu membuat saya langsung tertarik mempelajarinya dan membuat saya memiliki mimpi menjadi guru bahasa Jepang di masa depan.

Setelah lulus dari SMA, saya melanjutkan pendidikan saya di salah satu universitas di Indonesia dan memilih sastra Jepang sebagai jurusan saya. Mempelajari bahasa di tingkat pendidikan yang lebih tinggi membuat saya sadar sekali lagi betapa susahnya bahasa Jepang, dan bagaimana mengagumkannya negeri sakura tersebut pada saat yang bersamaan! Hal itu memacu saya untuk bekerja di Jepang, dan oh, imajinasi saya berkembang liar!

Lihat Juga

Learning Business Japanese: My Golden Ticket from Japan to the World
15 Best Sakura Spots Within Japan
Sakura Bonsai?! Lighten Up Your Hanami at Home

Mempelajari bahasa Jepang selama 4 tahun di universitas tidak berarti kalian dengan mudah dapat bekerja di Jepang dengan pasti. Saya menghadapi banyak kegagalan saat mencari pekerjaan di Jepang, ditambah keluarga saya tidak menyetujui keputusan saya bekerja di Jepang karena mereka khawatir dengan saya yang akan pergi ke tempat yang sangat jauh.

Meskipun begitu, saya tidak menyerah.

Saya memutuskan untuk bekerja di perusahaan Jepang yang berada di Jakarta setelah lulus untuk meningkatkan kemampuan yang saya pikir membantu saya untuk mendapat pekerjaan di Jepang. Sayangnya, saya hanya memiliki waktu setengah tahun untuk bertahan di Jakarta dikarenakan banyak alasan. Saat saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan, saya tidak memiliki rencana dimana saya akan bekerja selanjutnya. Pada saat yang bersamaan saya juga tidak berharap bekerja di Jepang karena saya tahu itu mustahil dan saya pikir saya harus menyerah mewujudkan mimpi saya.

Sampai suatu hari, ada sebuah iklan di Facebook yang tertangkap mata saya.

Titik Balik dalam Hidup Saya.

Saya melihat sebuah iklan di Facebook mengenai METI Internship program di Jepang selama 3 bulan.  Saya tidak memiliki cukup kepercayaan diri untuk mendaftar karena terlihat susah dengan banyaknya jumlah pendaftar. Saya pesimis.

Dengan setengah hati, saya mencoba keberuntungan dan mengisi formulir aplikasi online. Membutuhkan waktu yang agak lama untuk saya mengisi formulir tersebut, bukan hanya karena banyak hal yang harus diisi, tapi juga karena saya tidak memiliki cukup keberanian untuk mengirimkannya. Setelah makan waktu lama, akhirnya saya menekan tombol  “kirim” di hari terakhir pendaftaran.

Beberapa hari kemudian, saya mendapat telepon untuk wawancara pertama yang dilaksanakan dengan bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Saya benar-benar sangat tegang, terutama saat saya mengetahui bahwa pendaftar lainnya datang dari universitas teratas di Indonesia. Alhamdulillah, saya lolos wawancara pertama dan lanjut untuk wawancara kedua, yang semuanya dilaksanakan dalam bahasa Jepang.

Saya ditanya dimana saya ingin bekerja dan pekerjaan seperti apa yang ingin saya lakukan. Memegang mimpi yang sudah tidak diharapkan lagi, saya menjawab saya siap ditempatkan dimana saja di Jepang dan saya ingin bekerja di bidang yang berhubungan dengan pariwisata, seperti agen perjalanan atau hotel karena saya senang bertemu dengan orang baru.

Alhamdulillah, Allah memberikan saya berkah lainnya dengan lolos di wawancara kedua.

Melewati wawancara kedua tidak berarti saya bisa langsung pergi ke Jepang karena akan ada proses matching (pencocokan) dengan perusahaan Jepang yang akan menerima kita untuk internship (magang). Saya harus menunggu sekitar 1 bulan untuk menemukan perusahaan yang matching dan bisa menerima saya. Perusahaan tersebut adalah hotel di Miyakojima, Okinawa.

Periode Internship Saya Dimulai!

Saya menjalankan 3 bulan internship di sebuah hotel di Miyakojima. Selama waktu intership, saya mendapat pengalaman bekerja di berbagai bidang seperti restoran, housekeeping (kebersihan kamar), dan resepsionis.

Itu adalah pengalaman pertama saya bekerja di hotel dan saya sangat bersyukur, Saya bisa mempraktekkan bahasa Jepang terutama saat saya bekerja di resepsionis.

Saat periode internship saya berakhir, hotel tersebut menawarkan untuk saya bekerja sebagai pegawai mereka! Sudah pasti saya mengiyakan!

Mimpi yang (Sudah Tidak Harapkan) Menjadi Kenyataan

Saya harus kembali ke Indonesia dulu dan menyiapkan persyaratan visa bekerja untuk kembali ke Jepang, yang mana kali ini adalah sebagai pegawai tetap. Membutuhkan waktu 3 bulan sampai semua persyaratan visa saya selesai dan siap untuk terbang ke Jepang.

Saya memulai karir saya sebagai resepsionis hotel dan ini adalah tahun kedua saya bekerja di Jepang. Saya tidak pernah membayangkan bekerja di Okinawa dan jatuh cinta pada pulau resor ini.

Angin laut di Okinawa

Saya tidak bisa membayangkan jika saya tidak mengisis formulir pendaftaran di hari terakhir pendaftaran. Mungkin saya tidak akan ada di sini.

Lihat Juga

Visit Okinawa, The Popular Resort Area in Japan With a Lot of Muslim Friendly Services and Experiences
Muslim Friendly Restaurant ”Donburi Nantoya” opens at Naha Airport (Okinawa), The Entrance of Exotic Sightseeing Area in Japan