This post is also available in: English

Hidup Sebagai Seorang Muslim Jepang Diantara Masyarakat Jepang

Seorang Muslim dari lahir serta dibesarkan diantara keluarga dan masyarakat Muslim mungkin sedikit susah membayangkan bagaimana para mualaf mempraktekkan ajaran Islam diantara masyarakat non-Muslim. Hari ini kami akan memperkenalkan tiga episode yang Muslim Jepang hadapi dalam kehidupan sehari-hari mereka.

“Kami melakukan yang terbaik dalam mencari dan mengonsumsi makanan halal saat hidup dengan  keluarga”

Toko dan restoran makanan halal semakin bertambah di Jepang. Ya memang benar. Tapi hal tersebut masih menjadi isu jika kalian adalah mualaf dan masih tinggal bersama keluarga kalian yang notabene adalah non-Muslim karena akan menjadi tantangan dalam mengatur makanan. Sebagai contohnya, seorang Muslim Jepang mungkin tidak bisa memiliki penyimpanan khusus untuk daging halal kalian karena kebanyakan di setiap rumah hanya memiliki satu kulkas. Ada juga kasus dimana seorang Muslim Jepang mau tidak mau makan daging ayam atau daging sapi non-halal saat mereka menghadiri acara khusus keluarga besar.

Meskipun begitu, mereka melakukan yang terbaik untuk menghindari makanan yang mengandung babi atau turunannya dan kebanyakan dari keluarga mereka mengerti untuk tidak menyediakan daging babi dan makanan dengan ekstrak babi di dalamnya.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by HALAL MEDIA JAPAN (@halalmediajapan)

 

View this post on Instagram

 

A post shared by HALAL MEDIA JAPAN (@halalmediajapan)

Lihat Juga

How New Japanese Muslim Deals with Halal
Sebuah Kisah Menjadi Mualaf dari Seorang Muslim Baru Jepang

“Kami kebanyakan melakukan salat jama’ sepanjang waktu kerja”

Jika kalian bekerja pada perusahaan internasional yang memiliki pengertian akan salat 5 waktu, mungkin kalian akan mendapatkan waktu singkat sekitar 5-10 menit untuk salat saat waktunya tiba, tapi akan beda ceritanya jika kalian bekerja pada perusahaan Jepang umum dan biasa.

Pada dasarnya, kalian perlu bekerja dan istirahat pada waktu yang telah ditentukan. Karena itu saat staf Muslim (tidak hanya Muslim Jepang) meminta 5-10 menit waktu untuk salat, mereka kemungkinan akan diminta untuk memperpanjang waktu kerja mereka sesuai dengan waktu yang mereka gunakan untuk salat dan lebih baik melakukan salat jama’, sebagai contohnya, melaksanakan salat ashar dengan salat zuhur saat jam istirahat makan siang.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by HALAL MEDIA JAPAN (@halalmediajapan)

 

View this post on Instagram

 

A post shared by HALAL MEDIA JAPAN (@halalmediajapan)

“Kami tidak bisa menggunakan hijab di tempat kerja, tapi kami melakukan yang terbaik untuk memakai hijab di kesempatan lain sebanyak mungkin”

Pengertian dari keberagaman diantara perusahaan dan masyarakat Jepang benar-benar meningkat, tetapi, masih ada kasus-kasus dimana seorang Muslimah tidak bisa menggunakan hijab dikarenakan kebijakan perusahaan. Orang-orang mungkin akan berpikir “kalau begitu, lebih baik ganti pekerjaanmu saja”, tapi itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Itulah mengapa bahkan seorang Muslimah Jepang tidak bisa menggunakan hijab di tempat bekerja tapi mereka secara aktif memakai hijab pada kesempatan-kesempatan lain.

Lihat Juga

5 Hal yang Perlu Diketahui Muslim Dalam Bekerja Di Jepang

Kesimpulan

Masyarakat Jepang menjunjung tinggi pemikiran “tidak menonjol diantara komunitas” dan “kesetaraan untuk semua orang”. Pada beberapa kasus, mungkin ada beberapa kerumitan antara kata “menonjol” dengan menggunakan hijab diantara masyarakat tempat mereka berada.

Kami berharap dengan mengetahui realitas bagaimana Muslim Jepang mempraktekkan Islam diantara masyarakat Jepang sebagaimana yang disebutkan di atas, kita bisa memiliki pemahaman kondisi dari sudut pandang yang berbeda dan memberikan dukungan positif dan damai satu sama lain.

Lihat Juga

Harus Lihat! Inilah Proses Bagaimana Menjadi Islam/Mualaf di Jepang
Japanese Muslims and Muslim in Japan stories