This post is also available in: English

Bagaimana Muslim Jepang Berurusan dengan Ajaran Islam atau Halal Dalam Gaya Hidup Mereka?

Hari ini, kami mengadakan wawancara dengan seorang mahasiswi Jepang yang akhir-akhir ini menjadi mualaf. Kami berbicara tentang kebiasaannya dalam belanja sehari-hari dan opininya mengenai belanja makanan Halal.

Dari wawancara ini, kami ingin mengetahui pendapatnya tentang makanan Halal di Jepang, terkait dengan latar belakangnya yang dilahirkan dan dibesarkan sebagai seorang Jepang non-muslim sekaligus sebagai dirinya yang sekarang menjadi seorang Muslim baru.

*Wawancara ini dilakukan dalam bahasa Jepang yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Bisakah Anda membagikan kepada kami bagaimana cara Anda berbelanja makanan Halal?

Jika saya tidak bisa mendapatkan sesuatu yang saya inginkan di supermarket Jepang biasa, saya pergi ke toko yang dikelola oleh orang Muslim. Tapi sejujurnya, daging beku impor tidak begitu bagus kualitasnya. Jadi, jika kalian ingin mendapatkan daging 100% produksi Jepang yang bersertifikat halal, saya merekomendasikan kalian untuk membeli dari Ajinatori, sebuah perusahaan yang khusus bergerak di bidang makanan halal di Kagoshima. Mereka memiliki sosis halal juga dan rasanya sangat lezat.

Apa Anda memiliki toko rekomendasi?

Saya pernah sekali membeli barang di Baticrom. Ini adalah toko online. Mereka menjual tidak hanya daging tapi juga kudapan seperti kue. Tentu saja, di supermarket biasa, saya khawatir bahan-bahan yang dipakai dalam kue tersebut, tapi tidak perlu khawatir jika membeli di Baticrom. Jadi, saya pikir ini adalah pilihan yang baik jika saya ingin mengirimkan hadiah kepada teman.

Tentang kehidupan Anda dengan keluarga, bagaimana berurusan dengan makanan Halal di rumah?

Saya mengatakan kepada keluarga bahwa saya tidak makan babi, tapi masih sulit untuk mengatakan bahwa saya juga tidak makan daging dari hewan lain yang tidak halal. Daging sapi dan daging ayam akan disediakan saat kami mengadakan acara kumpul keluarga dan sebenarnya, saya khawatir tentang bagaimana mereka akan bereaksi jika saya mengatakan bahwa saya tidak bisa makan daging non-halal. Masih sangat sulit untuk memutuskan apa yang harus saya lakukan, apakah harus makan daging halal saja, atau tergantung situasi, makan daging non-halal.

Tentu saja, saya melakukan yang terbaik agar tidak makan daging tidak halal dan saya memilih daging halal jika saya memiliki pilihan. Jika saya menemukan logo Halal, saya akan berpikir “saya beruntung!” dan pada saat itu, saya tidak akan merasa bersalah karena makan daging non-halal. Jika keluarga saya membeli makanan non-halal, saya juga harus menyantapnya bersama. Saya tahu saya harus merubah ini, tapi selama saya masih tinggal dengan keluarga, ini adalah langkah penyesuaian untuk saya, saya harus bersyukur dengan fakta dan keadaan bahwa keluarga saya masih memasak makanan untuk saya.

Standar apa yang Anda punya saat berberlanja?

Saya menghindari babi dan ekstrak daging babi seperti gelatin. Contohnya, jika dalam kemasan mie instan tertulis,”terdapat lemak hewani di dalamnya”, kebanyakan mengandung babi.

Apakah sulit untuk mengecek produk yang tidak bisa dinilai pada penglihatan pertama?

Betul. Saya pergi ke supermarket beberapa hari lalu, dan sesuatu yang mengejutkan terjadi. Saya melihat kemasan dari sosis ikan yang sering saya makan dan menemukan terdapat bahan berupa daging di dalamnya! Meskipun tertulis sosis “ikan”! saya pikir mereka menggunakan daging untuk menambahkan rasa. Butuh waktu untuk saya mengecek setiap produk jadi, pada saat itu, saya mengatakan pada diri sendiri, “sedikit demi sedikit”.

Apakah Anda menemukan tantangan tinggal di wilayah desa sebagai seorang Muslim?

Saya merasa sulit menemukan daging dengan logo halal di supermarket biasa. Teman saya yang tinggal di kota lokal menjadi jarang makan daging sejak datang ke Jepang karena menemukan daging halal sangat susah. Jadi dia berkata, “saya bisa hidup tanpa makan daging” dan mendapatkan nutrisi dari minuman berprotein.

Bagaimana Anda menemukan informasi mengenai produk-produk Halal?

Begini, saya mendapat informasi mengenai halal dari teman saya dan juga dari internet. Saya benar-benar mencari informasi saat saya pergi berwisata untuk mencari tempat-tempat halal. Artikel dari Food Diversity homepage sangat informartif. Contohnya, motsunabe halal yang dipernalkan pada website rasanya sangat lezat.

Motsunabe

Apakah Anda punya pesan untuk pembaca kami?

Saya pikir berhati-hati tentang makanan Halal adalah keputusan dari diri kalian sendiri. Jadi, orang-orang yang berada di sekililing Muslim Jepang tersebut tidak mengatakan apa-apa jika menemukan Muslim Jepang tersebut berkompromi tentang beberapa hal. Saya ingin orang-orang, tidak hanya yang non-Muslim tapi juga Muslim baru, mengerti bahwa menjadi mualaf tidak sesulit itu. Beberapa orang cenderung berpikir bahwa Islam itu tegas, tapi Islam adalah agama yang bebas dan kehidupan kita hanya sedikit lebih diatur dibandingkan sebelum menjadi mualaf. Jadi, saya pikir tidak apa-apa untuk merubah kehidupan kalian sedikit demi sedikit sesuai dengan kecepatan kalian karena mengikuti halal adalah esensi untuk menjadi lebih dekat dengan Allah, bukan hanya satu-satunya yang diajarkan Islam.

Pelajaran Dari Wawancara Ini

Meskipun gambaran “Islam = Halal” menyebar dan ketersediaan akan makanan Halal meningkat, Muslim di pedesaan masih menghadapi kesulitan. Sebaliknya, Muslim Jepang memperhatikan gambaran kuat dari larangan-larangan kepada non-Muslim dan Muslim baru.

Dengan wawancara ini, kami menemukan bahwa setiap Muslim memiliki perbedaan pendekatan kepada Islam, dan tidak ada seorangpun yang bisa memutuskan apakah pendekatan yang dilakukan benar atau tidak. Satu dari pendekatannya adalah “bagaimana kalian mengikuti Halal”. Tentu saja dalam beberapa kasus, sertifikat halal penting untuk Muslim dan non-Muslim untuk menikmati makan bersama.

Selain itu, hidup saling menghormati kepercayaan masing-masing orang amat sangat dibutuhkan.

Lihat Juga

Harus Lihat! Inilah Proses Bagaimana Menjadi Islam/Mualaf di Jepang
Komunitas Muslim Di Jepang
Hidup di Jepang Sebagai Anak Muda Muslim Keturunan Jepang